Basleman
dan Mappa (2011: 29) mengatakan secara garis besar, faktor yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran orang dewasa, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal ialah segala faktor yang bersumber dari dalam diri
warga belajar, seperti faktor fisiologis yang mencakup pendengaran,
penglihatan, kondisi fisiologis, serta faktor psikologis yang mencakup
kebutuhan, kecerdasan, motivasi, perhatian, berfikir, serta ingat dan lupa.
Faktor eksternal ialah segala faktor yang bersumber dari luar diri warga
belajar, seperti faktor lingkungan belajar yang mencakup lingkungan alam,
fisik, dan sosial serta faktor sistem penyajian yang mencakup kurikulum, bahan
ajar, dan metode penyajian. Uraian lebih lanjut mengenai setiap faktor yang
memengaruhi interaksi belajar dikemukakan dalam uraian berikut:
1. Faktor Fisiologis
Strategi
belajar dan membelajarkan apapun dan metode penyajian apapun yang digunakan,
peran pendengaran dan penglihatan sangatlah penting dalam proses interaksi
belajar. Penjelasan tutor pada waktu belajar dalam diskusi, diperhatikan lewat
pendengaran dan penglihatan. Warga belajar mencari informasi melalui bahan
bacaab di perpustakaan, mempelajari catatan, mengamati hasil percobaan dalam
laboratorium, serta mengadakan observasi memerlukan penglihatan dan pendengaran
yang baik. Oleh karena itu, tutor/fasilitator perlu memiliki pengetahuan yang
memadai mengenai penglihatan dan pendengaran agar strategi belajar dan
membelajarkan dipilih dapat secara
optimal membantu proses interaksi belajar sehingga hasilnya dapat lebih efektif
dan efisien.
2. Faktor Psikologis
Faktor
yang mempengaruhi proses interaksi belajar warga belajar pada garis besarnya
dikelompokan atas aspek kecerdasan/bakat, motivasi, perhatian, berfikir,
ingatan/lupa, dan sebagainya.
a.
Kecerdasan/bakat
Kecerdasan/bakat
merupakan salah satu faktor penting yang menentukan berhasil atau tidaknya
seseorang dalam mengikuti suatu kegiatan belajar tertentu. Tugas pendidik ialah
mengembangkan seoptimal mungkin potensi
kecerdasan/bakat warga belajar dalam mempelajari suatu bahan ajar.
b.
Motivasi
1) Pengertian
Motivasi adalah keadaan dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk bertindak melakukan suatu kegiatan dalam
mencapai tujuan. Dalam psikologi, motivasi, diartikan sebagai suatu kekuatan
yang terdapat dalam diri manusia yang dapat memengaruhi tingkah lakunya untuk
melakukan kegiatan. Motivasi sesorang ditentukan oleh kuat dan lemahnya
itensitas motifnya untuk melakukan kegiatan.
2) Tujuan
a) Memberikan
semangat kerja/belajar untuk meningkatkan kemampuan kerja/belajarmeningkatkan
saling pengertian dan interaksi antara subjek dan objek didik.
b) Meningkatkan
saling pengertian dan interaksi antara subjek dan objek didik
c) Meningkatkan
efektivitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
3) Fungsi
a) Motivasi
memberikan kekuatan semangat (energize)
kepada seseorang dalam melakukan kegiatan belajar.
b) Mengarahkan
(direct) kegiatan yang perlu
motivasi, minat, perhatian, waktu dan daya yang diarahkan untuk menemukan cara
yang dapat ditempuh guna mencapai tujuan
c) Memilih
dan menekankan pada tingkah laku yang tepat dilakukan dalam usaha mencapai
tujuan dan menghindari tingkah laku yang tidak ada hubungannya dengan usaha
pencapaian tujuan .
4) Bentuk
a) Motivasi
internal atau motivasi intrinsil tumbuh dalam diri warga belajar. Seseorang
melakukan kegiatan belajar karena menyadari bahwa kegiatan tersebut bermanfaat
bagi dirinya dalam usahanya mencapai cita-citanya.
b) Motivasi
eksternal atau motivasi ektrinsik timbul karena rangsangan dari luar. Misalnya
seorang warga belajar, baru mencari buku catatan pelajaran setelah ada
pengumuman ulangan/ujian.
5) Cara
pembinaan
a) Pembinaan
motivasi dilakukan dengan menumbuhkan
dan mengembangkan minat seseorang dalam bidang studinya masing-masing melalui
diskusi tentang aspirasi dan nilai-nilai moral profesional bagi kehidupan dan
penghidupan yang diperoleh dan program bidang studinya.
b) Mengelola
situasi belajar membelajarkan sebagai suatu game berupa perlombaan atau
permainan, baik secara perseorangan maupun secara kelompok/kelas
c) Mengelola
situasi belajar membelajarkan yang memungkinkan terjadinya proses belajar atau
berlatih yang menggairahkan dan senantiasa berusaha meningkatkan prestasi
belajar/rekor latihan olahraga yang telah dicapai
d) Membagi
tujuan belajar jangka panjang atas tujuan-tujuan belajar terminal jangka pendek
dan jangka menengah
e) Gabungan
dari berbagai cara pembinaan yang telah dikemukakan dari ( butir a s.d. d).
c.
Perhatian
Perhatian dapat
diartikan sebagai pemusatan energy psikis yang dilakukan secara sadar terhadap
suatu (objek/materi pelajaran).
d.
Berfikir
Berfikir adalah suatu kegiatan mental
yang berupa upaya melukiskan gagasan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
dengan memperhitungkan hubungan sebab akibat dan dirangkaikan secara logis dan
rasional.
e.
Ingatan/lupa
Ingatan atau memori adalah suatu
kegiatan kognitif yang memungkinkan seseorang dapat mengemukakan kembali
pengetahuan yang telah dimilkinya. Mengingat merupakan kemampuan untuk
mengemukakan kembali pengetahuan atau pengalaman yang telah diperoleh.
f.
Belajar
lanjut (overlearning)
Menurut Mietzel (1977:8-10), seseorang
yang telah mempelajari unit pelajaran tertentu beberapa waktu kemudian tidak
dapat lagi mengingat seluruh apa yang pernah dipelajararinya. Bagian yang masih
teringat makin lama makin berkurang dan menurun dengan cepat, dan yang tersisa
masih dapat teringat dalam waktu yang agak lama.
g.
Reviusi/resitasi
Reviu atau resitasi ialah suatu cara belajar yang
dilakukan untuk memproduksi pelajaran yang aktif, baik dalam bentuk lisan
maupun dalam bentuk tulisan.
3. Faktor Lingkungan Belajar
a.
Lingkungan
belajar dalam kampus/tempat belajar
Lingkungan alam dalam kampus mencakup
keadaan, suhu, kelembapan dan pertukaran udara, serta cahaya dalam ruangan yang
semuanya menyangkut sistem ventilasi dan penerangan ruangan /gedung. Dalam
kategori ini termasuk pula tumbuh-tumbuhan yang ada dalam kampus.
b.
Lingkungan
belajar di luar kampus/tempat belajar
Lingkungan alam di luar kampus mencakup
topografi, flora dan fauna serta penduduk dan jenis mata pencaharian penduduk
di sekitar kampus bisa menjadi sumber bahan ajar dan sumber inspirasi bagi
warga dan pamong belajar untuk menunjang berlangsungnya proses belajar-mengajar
yang bergairah.
4. Sistem Penyajian
Sistem
pembelajaran PLS dapat memengaruhi proses interaksi belajar antara lain
kurikulum, bahan pelajaran, dan metode penyajian.
Referensi:
Basleman, Anisah dan
syamsu mappa. 2011. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.